Kamis, 31 Maret 2011

Kado ulang tahunku


Ini kisah nyata oleh adik kelas ku yang bernama Raden Roro Retna Ayu Savitri. 21 Maret adalah hari dimana seorang Raden Roro Retna Ayu Savitri terlahir di bumi semesta ini. Dan begitu juga dengan tanggal 21 Maret 2010. Senyum yang terukir dari wajah seorang Raden Roro Retna Ayu Savitri karena betapa bahagianya dia mendengar ucapan “Happy Birthday” yang dilagukan oleh teman-temannya. Dibalik senyum bahagianya itu, mungkin Vitri masih berharap “aku ingin ayahku memberi ucapan selamat ulang tahun sembari mengecup kedua keningku”. Mungkin dikamarnya sudah bertumpuk kado dari teman-teman tercintanya. Vitri pun mungkin belum puas melihat barang-barang mahal yang menghiasi kamarnya, yang dia inginkan hanyalah kado yang berisikan sepucuk surat yang bertuliskan “anakku tercinta, Ayah tak menyangka..anak Ayah ini sudah besar, sudah bertambah umur. Ayah hanya bisa berdoa, Ya Allah semoga engkau berikan pada anakku ini umur yang panjang, kau berikan kesehatan, kau berikan kecerdasan, dan jadikanlah anakku ini anak yang patuh. Ayah minta maaf karena Ayah tidak bisa membelikan barang yang mahal atau barang yang kamu inginkan. Suatu hari nanti Ayah akan membelikan barang paling berharga buat kamu. -Ayah-.Mungkin yang dia bisa lakukan adalah melamun dan berdoa akan kesembuhan Ayahnya yang terbaring lemah di ranjang kamar (bangsal). Walaupun hatinya galau, tetapi ia tidak melewatkan momen ulang tahunnya bersama teman-temannya. Dan semua itu berlalu dengan cepat, seharian telah dia lewati. Keesokan harinya tanggal 22 Maret 2010, entah apa yang membuat baju, dan pipinya basah. Air mata yang keluar seolah tak bisa ia hentikan. Mungkin ia hanya bisa menangis dan menyebut nama “Ayah” tak perduli apapun dia hanya bisa menjerit dan merintih. Dipandanginya jasad Ayahnya yang terbujur tak kaku tak berdaya diatas kasur dan diselimuti oleh kain lembut yang menghiasi jasad ayahnya. Sesekali terlintas di pikirannya “Ayah aku gak mau ulang tahun,  jika inilah kado dari Ayah”. Apa yang dia pikirkan di hari ulang tahunnya adalah, sebuah reklame paling indah dari kenyataan yang telah terjadi. Mungkin dia tidak mengharapkan apapun dari Ayahnya, hanya satu kado paling indah yaitu Ayahnya. “kembalikan Ayahku Ya Allah, aku sayang padanya
Mari kita kembalikan semua ini pada Tuhan YME. Bahwa sesungguhnya kelahiran, Qodar dan kematian ada ditangan-Nya. Yang kita bisa lakukan adalah melihat kembali kebelakang, apakah kita telah menjadi anak yang baik bagi orang tua kita? Apakah hari ini kita sudah mengucapkan “maaf” pada kedua orang tua kita? Sudahkah kita mencium tangan orang tua kita hari ini ?, dan jika kita telah membuat orang tua kita menangis maka bersujudlah pada ibu dan minta ampunlah pada Ayah kita. Karena sesungguhnya Surga ada di telapak kaki ibu, dan ayah adalah bintang di keluarga kita. Dan tak lupa ucapkan syukur atas segala nikmat yang telah diberi-Nya
Pesan buat Vitri : kehilangan seseorang yang paling bermakna di hidupmu adalah seperti kehilangan sebagian dari jiwa mu. Tapi kapanpun itu, semua manusia pasti akan kembali pada sang Kuasa. Lihatlah langit malam yang dihiasi bintang-bintang dan saat itu kamu akan melihat bintang yang paling terang jauh disana. Bintang itu adalah Ayahmu yang selalu menghiasi malam mu. Jangan terlalu banyak kamu buang air matamu. Karena setiap tetes air mata yang kamu keluarkan akan menyisakan luka bagi Ayahmu.

Aku turut berduka cita atas meninggalnya Ayah mu. Yang telah kembali pada sang Kuasa.
-Zulfa Hayyu Sakinah-


0 komentar:

Posting Komentar